Senin, 23 November 2009

NAVIGASI DARAT


Navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan perjalanan secara tepat, atau navigasi adalah navigasi adalah suatu kegiatan mengontrol arah perjalanan baik di peta maupun di medan sebenarnya dengan tepat hingga sampai ke tujuan. Dalam arti yang lebih sempit, navigasi telah dikenal oleh bangsa-bangsa Aztec, Babylonia dan Bangsa Eskimo tua sejak 4500 tahun yang lalu.

Pada awalnya, istilah navigasi dipakai dalam pelayaran maupun penerbangan, namun dewasa ini telah umum dipakai dalam pengembaraan di gunung, rimba, sungai dan sebagainya. Orang yang bertanggung jawab dalam hal navigasi biasa disebut navigator.

Untuk dapat melakukan perjalanan di alam bebas kita hanya dibantu oleh peta, kompas dan kemampuan berorientasi yaitu usaha memperkirakan / menentukan tempat kedudukan setepat mungkin dengan cara mengamati, mempelajari, mengenali keadaan sekitar selama perjalanan dilakukan.

Menyadari betapa pentingnya ketiga hal diatas, maka timbul pepatah : “peta dan kompas serta kemampuan untuk menggunakannya merupakan tiket ke tempat manapun di alam bebas”.



PETA

Peta adalah gambaran sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan metode dan perbandingan tertentu.

Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1 : 50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.



Peta berdasarkan isinya dibagi menjadi :


1. Peta Umum; yaitu peta yang memuat kenampakan-kenampakan umum, baik kenampakan fisis maupun kenampakan sosial ekonomi. Peta jenis ini meliputi :

  • Peta Topografi; yaitu peta yang berskala besar dan memuat keterangan yang umum.

  • Peta Chorografi; yaitu peta yang berskala sedang yang menggambarkan daerah yang luas, negara atau benua.

  • Peta Dunia; peta yang digambarkan dengan skala kecil dan meliputi seluruh dunia.

2. Peta Khusus / Thematik; yaitu peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan yang khusus. Peta ini meliputi antara lain : peta militer, peta bintang, peta triangulasi, peta pariwisata, dll.




Peta berdasarkan skalanya digolongkan menjadi :


a. Peta Kadaster

1 : 100 sampai 1 : 5.000

b. Peta berskala besar

1 : 5.000 sampai 1 : 250.000

c. Peta berskala sedang

1 : 250.000 sampai 1 : 500.000

d. Peta berskala kecil

1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000

e. Peta Geografi

1 : 1.000.000 ke atas


Bagian-bagian Peta :


1. Judul; menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, biasanya terdapat diatas.

2. Penerbit; menyatakan badan/lembaga yang menerbitkan/mengeluarkan peta.

3. Nomor; sebagai nomor registrasi dari badan pembuat peta, juga berguna sebagai petunjuk bila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang terpetakan.

4. Tahun; menyatakan waktu pembuatan peta, semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan akan semakin akurat.

5. Legenda; yaitu keterangan singkat mengenai simbol/tanda yang tercantum dalam sebuah peta, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.

6. Skala/Kedar; yaitu perbandingan jarak antara dua titik tertentu pada peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Untuk menyatakan skala peta ada 3 cara yaitu :

a. skala angka/fraksi

1 : 50.000

b. skala verbal/perkataan

satu sentimeter dibanding lima puluh ribu sentimeter”

c.

7. Koordinat ; yaitu kedudukan suatu titik di peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :

a. Koordinat Geografis (Geographycal Coordinate)

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.

Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3,7 cm. Pada peta skala 1 : 25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30”), dan pada peta skala 1 : 50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60”).

Contoh : 114°34’10” BT atau 05°15’17” LS

b. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM)

Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan.Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (06° LU, 98° BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur.

Sistem koordinat grid mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi 10 bagian (per 1 mm).

8. Kontur; yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut atau garis bayangan/imajinasi dari rangkaian titik-titik di lapangan yang mempunyai nilai ketinggian/elevasi yang sama.

Karakteristik Garis Kontur Ketinggian :

1. Garis kontur ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.

2. Garis kontur ketinggian tidak akan saling berpotongan dan tidak bercabang.

3. Garis kontur ketinggian merupakan kurva tertutup sehingga tidak akan ada yang terputus.

4. Garis kontur ketinggian pada daerah landai/datar akan tergambar renggang/berjauhan sebaliknya garis kontur di daerah curam/terjal akan tergambar rapat.

5. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung keluar menjauhi puncak berbentuk “U” menggambarkan punggungan.

6. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung kedalam mendekati puncak berbentuk “∩” menggambarkan lembah.

7. Garis kontur ketinggian untuk daerah yang cekung digambarkan garis berbulu.

8. Garis kontur ketinggian antara digambarkan dengan garis terputus-putus.

9. Perbedaan ketinggian antara dua garis kontur yang berurutan (interval kontur) merupakan bilangan tetap.

10. Interval kontur sama dengan skala peta dibagi 2000. Rumus ini tidak berlaku apabila peta tersebut telah di fotocopy perbesar atau perkecil. Jadi cara yang paling mudah mencari interval kontur adalah selisih antara dua indeks kontur yang berdekatan dibagi spasinya adalah harga interval kontur.

KOMPAS

Kompas adalah alat penunjuk arah. Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M.

Karena sifat kemagnetannya maka jarum kompas selalu menunjukkan arah utara dan selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi). Arah yang ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi yang letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara Kanada, di jazirah Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi unyuk keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap sama.



Menurut kegunaan dan fungsinya kompas dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :

  • Kompas Orientasi, yaitu jenis kompas yang digunakan untuk orientasi dalam suatu perjalanan (orientering). Contohnya kompas silva.

  • Kompas Bidik, yaitu kompas yang digunakan untuk membidik objek serta arah yang akan kita lalui. Contohnya Kompas Prisma.

  • Geologi, yaitu kompas yang digunakan untuk menentukan arah serta kemiringan dalam pekerjaan geologi. Contoh .Kompas Geologi.

Bagian –bagian kompas antara lain :

  • Badan/Body kompas yaitu tempat melekatnya komponen-komponen kompas.

  • Jarum Kompas Selalu menunjuk arah utara-selatan pada posisi bagaimanapun (dengan syarat tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum tidak terhambat perputarannya.)

  • Skala kompas, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.

Cara Penggunaan kompas :

Penggunaan kompas pada prinsipnya yang paling penting diperhatikan adalah kompas harus horozontal, maka pembacaan skala peta melalui garis fisir, sedangkan pada kompas orienteering (misal kompas silva) yang paling penting diperhatikan adalah Utara Kompas harus sejajar dengan Utara peta.

Faktor kesalahan pada sudut bacaan kompas

Penyebab dari kesalahan ini antara lain :

- Karena benturan dengan benda keras.

-Cairan yang terdapat dalam tabung kompas membeku (pengaruh waktau atau cuaca), sehingga jarum atau piringan kompas tidak bergerak bebas.

-Ada kesalahan indeks yaitu penunjuk indeks skala bacaan kompas tidak segaris lurus dengan garis penunjuk arah bacaan.

-Garis penunjuk arah bacaan tidak segaris lurus dengan pisir/garis rambut pembidik objek.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian kompas yaitu :

  • Jauhkanlah dari benda-benda yang mengandung unsur logam seperti golo/parang, pisau, gunting, victorinoks, dll

  • Jauhkan dari benda-benda elektronik seperti : TV, jam tangan, walkman, dll.

  • Sesama kompas dilarang saling berdekatan !!!!


TEKNIK PETA KOMPAS

Sebelum masuk pada teknik peta kompas yang perlu duketahui adalah Azimuth dan Back azimuth. Azimuth adalah sudut antara sasaran terhadap kutub magnetik bumi (sudut kompas) sedangkan Back Azimuth adalh kebalikan dari Azimuth. Cara praktisnya sebagai berikut :

Jika Azimuth < azimuthnya =" Azimuth">

Jika Azimuth >180° maka Back Azimuthnya = Azimuth - 180°


Orientasi Peta

Orientasi Peta yaitu menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (menyamakan utara peta dengan utara kompas).

Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncak, sungai desa, dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda di peta adalah benar.

Cara-cara orientasi peta antara lain :

- Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.

- Letakkan peta pada medan datar.

- Samakan utara peta dan utara kompas (peta yang diputar), dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang akan dihadapi.

- Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut dalam peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan.

- Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta. Ingat hal-hal yang khas dari setiap benda medan (sifat-sifat garis kontur).




Resection

Resection adalah menetukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Bila kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda medan yang lainnya yang dibidik.

Langkah-langkah melakukan resection :

1. Lakukan orientasi peta.

2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah.

3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut.

4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik.

5. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.

6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta.



Intersection

Intersection adalah menentukan posisi suatu titik pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan tanpa harus ke tempat tersebut.

Langkah-langkah melakukan Intersection adalah :

  1. Lakukan orientasi peta.

  2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.

  3. Bidik obyek yang kita amati

  4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta

  5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1 – 3.

6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi yang dimaksud.



Menentukan Arah Tanpa Kompas

  1. Dengan Tanda-Tanda Alam

    • Kuburan Islam Menghadap Utara

    • Mesjid menghadap kiblat, untuk Indonesia menghadap ke barat laut

    • Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukkan arah timur, karena sinar matahari yang belum terik pada pagi hari.

  2. Dengan Jarum Jam Arloji

Jika berada di daerah sebelah utara Khatulistiwa, jarum jam diarahkan ke matahari, garis pembagi sudut antara jarum kecil tersebut dengan angka 12 menunjukkan arah utara. Jika berada di daerah sebelah selatan khatulistiwa, caranya sama, hanya yang didapat adalah arah selatan.

  1. Dengan Perbintangan

Perhatikan rasi bintang Crux (Bintang Salib atau Gubuk Penceng). Perpanjangan garis diagonal yang memotong horizon dari tempat kita adalah Selatan.


Penampang Lintasan

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proposional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pandangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkannya bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan


Berapa manfaat penampang lintasan :

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan

2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan.

3. Dapat mengetahui titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu.

Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.


Langkah-langkah membuat penampang lintasan :

a. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang diruncing , penggaris dan penghapus

b. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl. Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.

c. Tempatkan titik awal di sumbu x = 0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu beda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang akan anda buat. Demikian seterusnya hingga titik terakhir.

d. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik tersebut dihubungkan satu sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.

e. Tambahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncak, dan titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak/camp dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya.

Catatan : informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.



Senin, 16 November 2009

BOTANI DAN ZOOLOGI PRAKTIS

Mempelajari botani dan zoology praktis dianggap penting untuk lebih mengenal jenis tumbuhan dan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan darurat (survival food) atau obart-obatan. Selain itu kita dapat mengenal jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan yang harus dijauhi karena beracun, berbisa, atau dapat menganmcam keselamatan jiwa. Hal ini penting karena alam Tropis memiliki karakteristik yang berbeda dengan alam Sub Tropis.

Daerah tropis memiliki karakteristik sebagai berikut : Keanekaragaman species yang tinggi tetapi dalam satu species jumlah populasinya rendah. Artinnya harus lebih banyak mengenal keanekaragaman species yang lebih banyak bila dibandingkan dengan yang di Sub Tropis. Selain itu alam tropis dengan jumlah populasi yang tidak terlalu banyak menyebabkan kita harus sedikit berusaha lebih keras lagi guna memanfaatkannya. Yang terakhir cuaca alam tropis relatif stabil dan perbedaan yang drastic dan ekstrim jarang ditemukan.


Botani Praktis

Permasalah dalam survival mengenai masalah Botani Praktis adalah survivor harus mengenal karakteristik alamnya. Karena daerah di Indonesia ini dapat dikelompokan menjadi beberapa zona geografi tumbuhan.

Secara garis besar, tumbuh-tumbuhan dibedakan pada dua hal :
1.Tumbuhan yang dapat dimakan (berguna, mengandung air, dapat dipakai sebagai obat-obatan, dll)
2.Tumbuhan yang berbahaya (beracun).
Tumbuhan Yang Dapat Dimakan
Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi yang cukup adalah umbi (umbi batang / umbi akar), setelah itu baru buah, biji, dan daun.
Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan :
a.Bagian tumbuhan yang masih muda /tunas.
b.Tumbuhan yang tidak mengandung getah.
c.Tumbuhan yang tidak berbulu.
d.Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap.
e.Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia.

Langkah-langkah yang perlu bila akan memakan tumbuhan :
a.Makan tumbuh-tumbuhan yang sudah dikenal.
b.Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan saja.
c.Sebaiknya jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu, karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid.
d.Cara memakan buah-buahan yang belum kita kenal adalah dengan mengoleskan sedikit ke bibir dan tunggu reaksinya. Bila tidak ada rasa aneh (panas, pahit) berrati cukup aman.
e.Yan paling baik adalah terlebih dahulu memasak bagian tumbuhan yang akan dimakan.

Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
a.Umbi di dalam tanah : jenis talas, kentang, bengkuang, paku tanah.
b.Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu, begonia.
c.Buah : kelapa, arbei hutan, konyal (markisa hutan), nipah (dirawa)
d.Biji : padi, jagung, biji rumput teki (di Madura), biji saniten yang sudah tua
e.Bunga : turi, pisang.
f.Daun : rasamala, melinjo, babadotan, tespong, antanan.

Tumbuhan Obat,
Dapat dikelompokan menjdai dua :
a.Dimakan/diminum, contoh :
- Bratawali (Anamitra cocculus), tumbuhannya merayap. Terdapat di hutan, di kampung. Batangnya direbus, rasanya pahit. Gunanya obat anti demam, anti malaria, pembersih luka, penambah nafsu makan.
- Keji Beling/ngokilo (Strobilateses). Tumbuhan semak dan di hutan. Ambil daunnya, dimasak untuk obat pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.
- Sembung/sembung manis (Blumen Balsmifira). Jenis rumput-rumputan, terdapat di padang rumput yang banyak anginnya. Daunnya diseduh dengan air panas, dapat digunakan untuk sakit panas, sakit perut.

b.Tumbuhan Obat Luar, untuk luka
- Getah pohon Kamboja, untuk menghilangkan bengkak, juga untuk terkilir.
- Air rebusan Bratawali untuk mencuci luka, juga air batang pohon randu (kapuk hutan).
- Daun Sambiloto ditumbuk halus, atau daun Ploso untuk anti sengatan kalajengking.
- Kirinyuh.
Tumbuhan Beracun
- Getah pohon paku putih dapat menyebabkan kebutaan.
- Getah pohon Rengas, ingas/semplop, sangat berbahaya karena merusak jaringan.
- Getah Jambu Monyet menyebabkan gatal-gatal.
- Buah Aren mentah menyebabkan gatal-gatal.
- Kecubung, beracun bila dimakan.
- Rarawean, dapat menyebabkan gatal-gatal dan pedih.
- Daul Pulus dapat menyebabkan gatal-gatal dan panas
- Si Cantik Beracun.
Tumbuhan Berguna Lainnya
- Tumbuhan penyimpan air : tumbuhan beruas (bamboo, rotan, dll), tumbuhan merambat, kantung semar, kaktus dll.
- Tumbuhan pembuat atap/perlindungan : daun nipah, aren, sagu dll.
- Pengusir ular dan serangga : lemo
- Indikator air bersih : tespong, selada air.

Jamur di hutan sebaiknya jangan dimakan karena sulit untuk membedakan Janis yang bias dimakan atau yang beracun, keculai bagi yang sudah ahli, selain itu kadar kalori jamur sangat rendah karena tubuh jamur banyak mengandung air. Pedoman umum untuk menentukan jamur yang dapat dimakan, seperti : tidak berwarna menyolok, tidak bercahaya, tidak memiliki gelang pada tangakinya, tidak berbau memuakkan, tidak memberi efek warna hitam bila disentuh kan ke benda-benda perak.

Pedoman seperti itu sebenarnya terkadang sangat berbahaya. Banyak juga jamur yang mempunyai cirri-ciri diatas justru mengandung racun. Contohnya Amanita phallolder berwarna putih kecoklatan, tidak mempunyai gelang, justru memiliki racun yang mematikan manusia. Amanita Verna dan Amanita virosa yang berwarna berwarna putih bersih memiliki racun yang mematikan. Ketiga jamur itu bila dimakan, setelah 30 menit kemudian akan mengakibatkan perut sakit sekali. Bila tidak dirawat segera, 6 jam kemudian dapat menyebabkan kematian.


Zoologi Praktis


Sebagaian besar hewan pada dasarnya dapat dimakan. Kesulitannya adalah bagaimana cara mendapatkannya. Untuk itu diperlu pengetahuan tentang habitat, dan tingkah laku hewan tersebut.
Untuk menangkap hewan diperlukan keberanian dalam mengambil keputusan, misalnya : hewan selalu mencari air untuk keperluan sehari-harinya. Apabila kita ingin mendapatkan bermacam hewan, harus menuju sumber air. Dalam hal ini kita akan dihadapkan pada satu masalah. Bila di dekat sumber air banyak hewannya berarti juga banyak hewan yang berbahaya bagi kita.

Habitat Hewan
Habitat yang paling banyak jenis hewannya adalah pantai dan laut dangkal. Semakin tinggi permukaan tanah, jenis hewan yang ada semakin sedikit. Jadi bila tersesat digunung dan ingin mencari makanan (hewan), jangan terus naik ke puncak gunung. Lebih baik turun, kemungkinan besar akan menemukan berbagai jenis hewan.

Prilaku Hewan
Prilaku setiap hewan adalah khas. Kapan kita akan mudah menangkap suatu hewan, kapan harus menghindarinya. Pada musim kawin, hewan-hewan biasanya kurang peka terhadap sekelilingnya. Saat seperti inilah yang baik untuk menangkapnya. Burung-burung pindah dari daerah dingin ke daerah panas. Ikan salem atau belut/lindung yang berpindah tempat di sungai dan laut untuk bertelur. Ular yang menjaga telur atau anaknya biasanya bertambah ganas.
Binatang Berbahaya
- Nyamuk di daerah malaria
- Lalat dayak/lalat kerbau (besarnya 2 kali lalat biasa) terdapat dihutan Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya. Bekas gigitannya bengkak dan gatal, bias infeksi.
- Lebah, sengatannya beracun, dalam jumlah besar/banyak dapat mematikan.
- Kelabang, kalajengking. Bekas sengatannya sakit, bengkak. Untuk mengurangi rasa sakit dapat dengan ammonia, tembakau dan sambiloto.
- Pacet, lintah. Menghispa darah, untuk melepaskannya siram dengan air tembakau.
- Ular berbisa : ular Hijjau, ular bakau, ular tanah, ular sendok/kobra, ular belang dll. Umumnya jenis ular berbisa dapat diketahui dengan melihat bentuk kepala (segi tiga), leher relatif kecil, terdapat lekukan antara mata dan hidung, mempunyai gigi bias.

Binatang Yang Berguna
- Hampir semua mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya
- Ular, kadal, kura-kuran dapat dimakan.
- Lebah bias diambil madu dan larvanya.
- Cacing dan siput hutan dapat dimakan.
Serpentes (Ophidia)

Di Indonesia banyak sekali jenis ular termasuk yang berbisa. Ular pada umumnya aktif di siang hari. Anggota badan yang banyak digigit adalah tungkai, kemudia jari kaki.
Ular yang banyak menyebabkan kematian antara lain ular tanah (angkistrodon), ular hijau (Trimeresurus), ular Anang, Biludah.

Macam gigi bias :
1. AGLYPHA, tidak mempunyai gigi bias. Contoh : ular Sanca / phyton, ular sawah (umumnya dari keluarga Colubridae).
a.
1.PHISTOGLYPHA, mempunyai gigi bias dibelakang. Contoh : Ular Cincin Mas (Boiga dendrophila), Ular Pucuk/Ular Daun (Dryophis).
2.PROTEROGLYPHA, mempunyai gigi bias di depan, yang efektif untuk menyalurkan bias. Contohnya Elapidae, Hydrophiidae.
3.SOLENOGLYPHA, mempunyai gigi bias di depan dan dapat dilipat. Umumnya gigi bias tersebut besar. Contohnya Crotalidae, Viperridae.

Macam bias :
a.
1.Neurotoksin, yang menyerang jaringan saraf dan bersifat bertentangan dengan tranmisi rangsangan saraf. Menyebabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jaringan otak.
2.Hemotoksin, yang menyerang darah dan system peredarannya. Dapat menguraikan protein, menyebabkan sel darah rusak dan menggumpal.
3.Kardiotoksin, yang diserang adalah otot jantung.
4.Miksotoksin, yang diserang cairan dalamtubuh.
Penanggulangan Gigitan Ular :
1.Korban jangan banyak melakukan gerakan, dan tidak panaik.
2.Luka dibersihkan.
3.Torniket digunakan untuk mencegah kemungkinan menjalarnya bias ke Jantung. Torniket diletakkan antara luka dengan jantung (luka di daerah anggota badan).
4.Ular yang menggigit harus ditangkap dan diketahui jenisnya. Bila berbisa, dapat ditentukan jenis bisanya.
5.Korban dibawa ke puskesmas setempat / rymah sakit terdekat.

Obat yang biasa digunakan untuk menawarkan bias:
1.Aspirin untuk menghilangkan rasa sakit.
2.Vitamin B kompleks dan Paracetamol untuk menghilangkan rasa nyeri dan panas.
3.Antivenin Polyvalent, serum anti bias yang bersifat umum.
4.Antivenin Taipan, serumuntuk gigitan ular Taipan.
5.Antivenin Brown Snake, serum untuk gigitan ular Mulga.
6.Antivenin Papua Black Snake, serum untuk gigitan ular hitam Irian.

MATERI MOUNTAINEERING


Secara bahasa arti kata Mountaineering adalah teknik mendaki gunung. Ruang lingkup kegiatan Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Hill Walking/Hiking
Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan.

Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya, scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai ‘alat’ utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.

Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing! Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, sling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai dengan medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan climbing ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat! Ouhhh…

Nah, tentu saja mountaineering ini cukup menantang untuk digeluti… selain wahana kegiatannya yang berada di daerah ketinggian pegunungan yang diwarnai dengan tebing lembah, ngarai, ceruk, sungai, dan panorama tiada tara, untuk melakoni mountaineering ini tentu saja dibutuhkan kesiapan fisik yang mantap.

Secara garis besarnya untuk melakoni mountaineering pastikan tubuh kalian dalam kondisi sehat, fit, dan stamina oke. Untuk itu olahraga teratur sangat mutlak. Selain itu, kau harus bebas dari semua phobia akan hal-hal yang berkaitan dengan tempat-tempat tinggi dan punya kesiapan rencana yang mantap!

Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples (botol air), sepatu gunung, pakaian gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor), kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas, altimeter, pisau, korek, senter, alat tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus mountaineering seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik, bolt, webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai level kegiatannya.

2. Climbing
Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat yang curam atau tebing. Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk oleh bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.
Di dalam arti yang sebenarnya memang climbing itu panjat tebing. Tetapi banyak pula orang mengartikan bukan hanya panjat saja dalam kegiatan climbing ini melainkan juga Repling (turun tebing), Pursiking (naik tebing dengan menggunakan tali pursik) dan lain-lain.
Biasanya orang melakukan pemanjatan tebing ini dilakukan dengan konsentrasi yang tinggi, kekuatan tangan, kekuatan kaki, keseimbangan tubuh dijadikan tolak ukur dalam melakukan pemanjatan ini. Panjat tebing bukan hanya di alam tetapi kita bisa di tebing buatan (woll-climbing).
Dalam divisi climbing ini sangatlah mengharapkan peran lembaga STTA dalam melancarkan kegiatannya, yaitu adanya pembuatan woll-climbing. Didalam pembuatan wool-climbing memang memerlukan dana yang cukup besar. Maka dari itu Palastta mengharapkan kerjasama dari pihak manapun untuk dapat bekerja sama dalam pembuatan wool-climbing ini.
3. Rock Climbing

Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.

Ice and Snow Climbing
Ice and Snow Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.

ALAT CLIMBING

Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm.
Ada dua macam tali pendakian yaitu :
Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static digunakan untuk rappelling.
Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna mencolok (merah, jingga, ungu).
2. Carabiner
Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang berfungsi seperni peniti. Ada 2 jenis carabiner :
Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).
Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)
3. Sling

Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling antara lain :
- sebagai penghubung
- membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
- Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
- Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.
4. Descender
Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau rappelling.
5. Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali.
6. Harnes / Tali Tubuh
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis hernas :
Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.
Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.
Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.

7. Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat. Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah.
Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot. Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.
8. Anchor (Jangkar)
Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada achor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :
Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing, tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya.
Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh si pendaki. Contoh : chock, piton, bolt, dan lain-lain.

Senin, 09 November 2009

STRUKTUR ORGANISASI ANGKATAN 'S'

masa bakti 2009/2010
______

pelindung : Drs Khamid Priyanto

pembina : Nur Abyadi s,Ap.
Dedy P.

ketua : Teguh Prasetyo

koordinator lapangan :
* Haris Nugraha
* Annurul Iqbal

sekretaris :
* Mey Rizkyana
* Yeni Rudiyanti

bendahara :
* Anggia Zainur Rahmah
* Dini Restyani


[seksi-seksi]

kegiatan :
* Nina Nurmala S.
* Moh. Yanuar Sri S.

lingkungan hidup :
* Ayu Retno Ningsih
* Kurnia Ratnasari
* Putri Septiani Wulandari

p3k :
* Anggun Ratna Asih
* Fathul Mubharok

perlengkapan :
* Adidya Afandi
* Ulfah Cahyaningsih
* Apriyanto Setyaji

humas :
* Didik Nurbiyantoro
* Rizky Wahyu Nur I.

dekdok :
* G Bayu Ragil S.
* Annisa Yuni Utami

mading :
* Nur Fitriani

Kamis, 05 November 2009

caving dan panjat tebing putih [31 0kt 2009-1 nov 2009]

IKSAPALA sebagai organisasi pecinta alam yang peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama ciptaan ALLAH yang begitu indah berupa 'alam' ini..


caving pada hari minggu 1 november 2009 telah dilaksanakan sebagai wujud kami peduli akan lingkungan sekitar. di sertai pengenalan tebing putih yang dilaksanakan sebelum caving tersebut.


berangkat pada tanggal 31 oktober 2009 dan bermalam dibasecamp yang cukup nyaman. kami menantikan acara esok pagi.

pagi harinya sekitar pukul 5 pagi kami berolahraga kecil sebagai pemanasan..


setelah itu, 'rockclimbing' sebagai sebutan dari acara awal sebelum caving dimulai.. dengan bekal yang diberikan kepada anggota IKSAPALA oleh pembina (Nur Abiyadi) kami diberi bimbingan untuk melakukan rockclimbing di tebing putih tersebut..
setelah pemberian materi yang dilakukan malam sebelum rockclimb dimulai.. dan akhirnya pada harinya, rockclimb pun berjalan dengan lancar tanpa ada suatu insident-insident yang berbahaya..


setelah rockclimb terlaksana, kami kembali ke basecamp untuk mempersiapkan jalannya caving..
setelah siap segala perlengkapan telah terpenuhi. kamipun segera bergegas untuk menelusuri goa tersebut.

goa ini terletak di desa Candirengga, kec.Ayah, kab.Kebumen. dengan panjang goa yang dapat ditelusuri 664m.
walaupun kurang menantang tapi kami cukup puas dengan pemandangan digoa ini yang begitu memanjakan pandangan kami. di goa ini banyak stalaktit dan stlakmid yang begitu menarik, seperti: stalaktit yang menyerupai semar, payudara, baju putih, dkk..


setelah kurang lebih 3jam perjalanan kami pun kembali dengan rasa puas dan kagum dengan kekayaan alam negeri ini. betapa indah nan megah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa..

Rabu, 07 Januari 2009

SELAMAT DATANG ANGGOTA BARU



Diksar dah kelar prennnnn.........


selamat datang anggota baru angkatan S/XIX........!!!!!!!
Diksar selama 3 hari 2 malam dilaksanakan di dukuh dakah ds.karangsambung kec.karang sambung.
diikuti oleh 18 calon anggota muda..........

bergelut bersama kelamnya perbukitan paras dan mengerikannya malam 1 suro.
IKSAPALA menggelar acara Diksar tiap tahunnya dan untuk tahun ini bertepatan dengan tanggal 27-29 desember 2008. Pak Gube dan Mas Dedhi langsung terjun memberikan materi PA yang OK punya.....
meskipun yang namanya kendala tetap saja ada, namun kita juga tetep sukses mengalungkan slayer di leher para anggota muda IKSAPALA.

SELAMAT buat angkatan LC IKSAPALA..............!!!!
perjuangan belum usai...........

anda pengunjung ke